Hijriah: Loading...

Masehi: Loading...

Banda Aceh, Aceh, Indonesia 23111

Penyebutan ‘Iwaḍ dalam Penjatuhan Khulu’: Kontribusi Abu Isḥāq Al-Syīrāzī

Authors

  • Nasaiy Aziz Fakultas Syariâ'ah dan Hukum UIN Ar-Raniry

DOI:

https://doi.org/10.22373/sjhk.v2i1.3106

Keywords:

‘Iwa?, Khulu’, Kontribusi dan Abu Is??q Al-Sy?r?z?

Abstract

Salah satu bentuk perceraian yang terjadi dalam rumah tangga atas inisiatif isteri adalah dengan cara khulu’.Ulama berbeda pendapat tentang kebsahan khulu’ dimaksud. Sebagian mereka berpendapat bahwa bayaran sejumlah uang tebusan (‘iwaḍ) bukan merupakan salah satu syaraat sah khulu’. Namun sebagian lainnya berpendirian bahwa bayaran sejumlah uang (‘iwaḍ) dari isteri kepada suami merupakan salah satu syarat sah khulu’ itu sendiri. Ketiadaan bayaran tersebut khulu’ dimaksud belum dianggap sah. Abu Isḥāq Al-Syīrāzī berpendapat lain. Menurut beliau khulu’ tersebut baru dianggap sah dan punya akibat hukum bila bayaran sejumlah uang dari isteri kepada suami di samping merupakan salah satu syarat sah khulu’, juga harus disebutkannya ketika suami mengucapkan lafaz khulu’ kepada isteri. Ketentuan seperti ini dimaksudkan untuk membedakan khulu’ dengan talak biasa baik talak raj’i maupun talak ba’in. Penetapan hukum seperti ini dilakukan dengan cara menjadikan hadis sebagai penjelas keumuman ayat Alquran.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Departemen Agama RI, Mushaf Al-Quran Terjemah, Cet IV, Jakarta Pusat : PT PENA PUNDI AKSARA, 2008.

Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet I, Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996.

Abdul Aziz Muhammad Azzam , Fiqh Munakahat, Cet II, Jakarta : Amzah, 2011.

Abdul Halim Hasan, Tafsir al-Ahkam, Cet ke-I, Jakarta : Kencana, 2006.

Abdul Majid Mahmud Mathlub, Panduan Hukum Keluarga Sakinah, (terj. Harits Fadly, Ahmad Khotib), Cet I, Surakarta : Era Intermedia, 2005.

Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, Cet II, Jakarta : Prenada Media Group, 2006.

‘Abdurrahman Al-JazÄ«ry, Kitabu al-Fiqhu ‘alÄ MazÄhib al-Arba’ah Juz IV, Beirut : DÄr al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1990.

Abu Daud, Sunan Abi DÄud, Juz II, Beirut : DÄr al-Fikr, 2003.

AbÄ« IsḥÄq Al-SyÄ«rÄzÄ«, Al-Muhażab fÄ« Fiqhi Imam Al-Syafi’i, Cet I, Damsiq : DÄr Al-Qalam, 1996.

---------- al-TanbÄ«h fÄ« Fiqhi ‘alÄ Mażhab Imam Al-Syafi’i, Cet Akhir, 1370 H – 1951 M.

---------, al-Luma’ fÄ« Uṣūl al-Fiqhi, Cet I, Beirut : DÄr al-Kalam al-Ṭayyib, 1995.

Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi Juz I, (terj. K. Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly), Cet II, Semarang : Cv. Toha Putra Semarang, 1992.

Al-NasÄiy, Kitab Sunan al-KubrÄ, Juz III, Beirut : DÄr al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1991.

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Cet III, Jakarta : Kencana, 2009.

Ibnu MÄjah, Sunan Ibnu MÄjah, Juz II, al-QÄhirah : DÄr al-Ḥadīṡ, 1998.

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, (terj. Abdul Rasyad Shiddiq), Cet I, Jakarta Timur : Akbar Media Eka Sarana, 2013.

Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam, Cet I, Jakarta : Amzah, 2011.

Malik bin Anas, al-Muwaá¹­Ä’, al-QÄhirah : DÄr al-Hadis, 2004.

Sayyid Sabiq,Fiqh Sunnah jilid IV, (terj. Nor Hasanuddin, Aisyah Saipuddin), Cet I, Jakarta : Al-Hidayah Publication, 2009.

Wahbah Al-Zuhaili, Fiqih Islam jilid IX, (terj. Abdul Hayyie Al-Kattani), Cet I, Jakarta : Gema Insani, 2011.

______, Fiqh dan Perundangan Islam jilid VII, (terj. Ahmad Shahbari Salamon), Cet I, Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka, 2001.

______, Fiqih Imam Syafi’i Jilid II, (terj. Muhammad Afifi dan Abdul Hafiz), Cet I, Jakarta : Almahira, 2010.

Downloads

Published

2018-05-05