Hijriah: Loading...

Masehi: Loading...

Banda Aceh, Aceh, Indonesia 23111

Dayak Ngaju Customary Law's Criminal Sanctions Agains Adultery in Palangka Raya

Authors

  • Novea Elysa Wardhani University of Palangka Raya
  • Kiki Kirstanto University of Palangka Raya
  • Ivans Januardy University of Palangka Raya
  • Anggelia Widya Putri University of Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.22373/jms.v26i1.19603

Keywords:

Sanctions, Customary Crimes, Dayak Ngaju, Adultery, Jekan Raya Dam

Abstract

The law in each society has its own style and nature. Customary law is a law that always grows from a real need for life and a way of life in society, which is the whole culture of the community where customary law applies. Customary law if violated will certainly be subject to sanctions. Customary law in Palangka Raya against perpetrators of adultery will be punished in the form of sanctions, namely by paying a singer or jipen fine to complete peace according to Dayak Ngaju custom. Based on the facts in the field, if a criminal act of adultery is committed by a wife with an unmarried man against her husband, it certainly raises questions about Damang's authority as Dayak Traditional Chairman so that it can be known and understood that what are the legal acts in the settlement of adultery committed by the perpetrator.

 

References

Abdullah, B., & Saebani, B. A. (2013). Perkawinan dan perceraian keluarga muslim. Bandung: Pustaka Setia.

Achmad Ali, S. H., & Wiwie Haryani, S. H. (2014). Sosiologi hukum: kajian empiris terhadap pengadilan. Kencana.

Ali, A. (1984). Hukum Waris, Keluarga dan Pembuktian. PT. Bina Aksara, Jakarta.

Aziz, M. A. (2013). Denda Cerai Dalam Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju Di Kalimantan Tengah Sebagai Upaya Mempersukar Perceraian Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Fatnan, A. (2020). Analisis putusan hakim atas nusyuz istri akibat membayar denda adat dalam perkara cerai talak perspektif fiqh Mazhab Syafi’i: Studi perkara nomor 0121/Pdt. G/2014/PA. Sgu. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Hadikusuma, H. (2005). Bahasa Hukum Indonesia, PT. Alumni, Bandung.

Haq, H. S. (2020). Mediasi komunitas sebagai alternatif penyelesaian sengketa. Penerbit Lakeisha.

Hidakusuma, H. (2003). Hukum Perkawinan Adat dengan Adat Istiadat dan Upacara Adatnya. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Hilman, H. (2007). Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama. Bandung: Sumbersari Indah.

Jayanti, F. A., Kosasih, J. I., & Widia, I. K. (2021). Legal Protection of Contract Workers in the Work Agreement in Jayagiri Hotel. Jurnal Hukum Prasada, 8(2), 78–88.

Kuzari, A. (1995). Nikah Sebagai Perikatan. RajaGrafindo Persada.

Maulana, R. (2018). penyelesaian perkara perceraian masyarakat Dayak melalui lembaga kedamangan di kota palangka raya.

Muhaimin, M., Husni, L., & PS, L. W. (2021). Permasalahan Hukum Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Konversi Bank Ntb Syariah. Prosiding SAINTEK, 3, 387–397.

Muhammad, A. K. (2006). Etika Profesi Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Cetakan Ke III.

Prodjohamidjojo, M. (2011). Indonesia Legal Center Publishing. Jakarta Selatan.

Saleh, K. W. (1981). Hukum Acara Perdata RBg/HIR, Jakarta. Ghalia Indonesia.

Setyowati, F. M. (2005). Etnobotani masyarakat dayak ngaju di daerah timpah kalimantan tengah. Jurnal Teknologi Lingkungan, 6(3).

Soekanto, S. (1992). Intisari Hukum Keluarga, Bandung: PT. Citra AdityaBakti.

Subekti, S. H. (1978). Pokok pokok hukum perdata. (No Title).

Suratman, D. (2014). Metode penelitian hukum. (No Title).

Thoyib, T. (2018). Eksistensi perjanjian perkawinan adat Dayak ngaju dalam mencegah perceraian pasca putusan Pengadilan Agama Palangka Raya. IAIN Palangka Raya.

Downloads

Published

2024-06-30

Issue

Section

Artikel