IJTIHAD TENTANG KEWARISAN CUCU DALAM HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Main Article Content

Azwar Fajri

Abstract

Dalam sistem kewarisan Islam, cucu mempunyai kedudukan yang sangat lemah dalam hal mewarisi, meskipun di beberapa negara yang menggunakan sistem hukum waris Islam telah membuat peraturan yang dapat memberikan kesempatan untuk cucu agar dapat mewarisi hak yang seharusnya menjadi bagian orang tuanya dalam kewarisan. Sedangkan di Indonesia terkait dengan kewarisan cucu masih belum memiliki standar yang baku dalam penyelesaian perkara kewarisan cucu disebabkan masih adanya pilihan hukum dalam menyelesaikan persoalan tersebut, meskipun sudah ada aturan kewarisan cucu yang terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam, namun belum menjadi standar baku dalam membuat keputusan tentang hak kewarisan cucu yang ditinggal mati oleh orang tuanya. Namun ijtihad yang dilakukan untuk memformulasikan hukum baru yang relevan dengan kebutuhan masyakarat sangatlah tepat sehingga hukum kewarisan yang bersifat universal akan dapat diteruskan tanpa mengenal batas teritorial dan lingkungan sosial serta memiliki fleksibilitas dan daya adaptasi dengan baik pada perubahan sosial yang sedang terjadi dalam masyarakat. Penetapan hukum dalam KHI tentang kewarisan cucu merupakan bentuk ijtihad dengan pola maslahah karena bertujuan untuk menetapkan suatu aturan yang berdasarkan pada kemaslahatan umum dan telah memenuhi kualifikasi istinbath hukum.

Article Details

Section

Artikel

References

Abubakar, Alyasa. Ahli Waris Sepertalian Darah: Kajian Perbandingan Terhadap Penalaran Hazairin dan Penalaran Fikih Mazhab. Jakarta: INIS, 1998.

al-Ashfahany, Al-Raghib. Mu’jam Mufradat Li Alfaz al-Qur’an. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.

al-Zarqa, Mustafa Ahmad. Al-Fiqh al-Islami Fi Saubihi al-Jadid. Damaskus: Dar al-Fikr, 1986.

Anderson, J.N.D. Hukum Islam di Dunia Modern, diterjemahkan oleh Machnun Husein. Surabaya: Amer Press, 1991.

Anshori, Abdul Ghofur. Hukum Kewarisan Islam di Indonesia: Eksistensi dan Adaptabilitas, Cet. I Yogyakarta: Ekonisia, 2005.

Bashori, Agus Hasan. Koreksi Total Buku Fikih Lintas Agama : Membongkar Kepalsuan Paham Inklusif-Pluralis. Cet. II, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004.

Basyir, Azhar. Hukum Waris Islam, Cet. XIV. Yogyakarta : UII Press, 2001.

Coulson, Noel J. Konflik Dalam Yurisprudensi Islam, Terj. Fuad. Yogyakarta: Navilla, 2001.

Hadikusuma, Hilman. Hukum Waris Adat. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993.

Hazairin. Kewarisan Bilateral Menurut Al-Qur’an dan Hadith. Jakarta: Tintamas, 1976.

Hazairin. Tujuh Serangkai Tentang Hukum. Jakarta: Bina Aksara, 1981.

Ismuha. Penggantian Tempat Dalam Hukum Waris Menurut KUH Perdata, Hukum Adat dan Hukum Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1978.

Khallaf, Abdul Wahab. Masadir al-Tasyari’il Islami Fima La Nassa Fihi, Terj Bahrum Abu Bakar dan Anwar Rasyidi. Bandung: Risalah, 1984.

Sarmadi, A. Sukris. Transendensi Keadilan Hukum Waris Islam Transformatif. Jakarta: Raja Grafindo, 1997.

Syarifuddin, Amir. Hukum Kewarisan Islam, Cet. II. Jakarta: Kencana, 2004.

Syarifuddin, Amir. Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Adat Minangkabau. Jakarta: Gunung Agung, 1984.

Usman, Datuk. Diktat Hukum Adat II. Medan, 1992.

Usman, Suparman dan Yusuf Somawinata. Fiqh Mawaris: Hukum Kewarisan Islam, Cet. II. Jakarta: Gaya Media, 2002.

Wahid, K.H Abdurrahman. “Menjadikan Hukum Islam Sebagai Penunjang Pembangunan” dalam Eddi Rudiana Arief, Dkk. Hukum Islam di Indonesia: Pemikiran dan Praktek, Cet. II. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.

Zaid, Farouq Abu. Hukum Islam Antara Tradisionalis dan Modernis, alih bahasa oleh Husein Muhammad, Cet. II. Jakarta: P3M, 1986.