KONSTRUKSI TEORI PARADIGMA THOMAS S. KUHN

Main Article Content

Nurkhalis Nurkhalis

Abstract

Thomas Kuhn memberikan gambaran bahwa kebenaran sains akan ditemukan berkali-kali ataupun berganti-ganti bentuk ilmiahnya walaupun dari satu objek yang sama. Formulasi teori paradigma yang mencetuskan bahwa sebuah kebenaran sains (legatimed truth) identik dalam target teleologis yang didasari pada detection dikenal sebagai final cause (end). Kebenaran sains bukan continuous (lanjutan), improvisasi, evolusi atau kumulatif, melainkan terjadi paradigm shift (pergeseran paradigma) atau disebut juga dengan revolusi. Paradigma melalui shift moving (pergerakan pergeseran) dipahami sama dengan gestalt switch (perpindahan secara keseluruhan atau tidak sama sekali). Di dalam gestalt switch yang diungkapkan adalah verifikasi terjadi sekaligus atau tidak sama sekali (all at once or not at all). Konsep paradigm shifts membuka kesadaran bersama bahwa para pengkaji sains tidak akan mungkin bekerja dalam suatu suasana objektivitas yang mapan. Paradigma men-design kerangka world view (pandangan dunia) atau perspective (cara pandang) untuk lebih important, legitimate, and reasonable. Hal ini membuat sebuah detection (target teleologis) tidak akan terevolusi atau tereleminir karena kemampuan eksperimentalnya mengakomodir counterinstances (ketahanan berkompetisi teori). Paradigma yang bertahan merupakan winnowing (keunggulan) baru dari sebuah discovery, supertitian (temuan besar) atau novelty (terbaharukan). Paradigma bertahan akan tumbuh menguasai normal science selama belum eksisnya anomaly (ketimpangan). Paradigma baru memiliki kriteria neater (rapi), more suitable (lebih cocok), simpler (sederhana), or more elegant (lebih elegan). Paradigma akan terusbertransformatif dengan paradigma baru karena sistem bekerja paradigma mengalihkan padigma menuju revolusi ilmiah di mana revolusi ilmiah dengan perubahan fundamental akan meresap dalam metode dan pemahaman.

Article Details

Section

Artikel

References

Acikgence, Alparslan. “The Framework for A history of Islamic Philosophy”, Al-Shajarah, Journal of The International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC), 1996

jilid1. Nomor 1&2.

Acikgence, Alparslan. Scientific Thought And Its Burdens, An Essay in the History and Philosophy of Science. Fatih University Publications, 2000.

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. “Opening Address The Worldview of Islam: An Outline” dalam Sharifah Shifa Al-attas (Ed.), Islam and Challenge of Modernity. Kuala Lumpur: ISTAC, 1996.

Hasbullah, Moeflich (Ed.). Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Pustaka Cidesindo, 2000.

Hawkins, Joyce M. Kamus Dwibahasa Oxford Fajar, Ed. 3, cet. 2. Malaysia: Fajar Bakti Sdn Bhd., 2002.

Heriyanto, Husain. Paradigma Holistik Dialog Filsafat, Sains,dan Kehidupan Menurut Shadra dan Whitehead. Jakarta Selatan: Teraju, 2003.

Hoodbhoy, Pervez. Islam and Science. Kuala Lumpur: Abdul Majeed & Co., 1992. Kuhn, Thomas. The Structure of Scientific Revolutions, Ed. 2. Chicago: University of Chicago Press, 1970.

Longman. Dictionary Of American English, cet. 3. China: Morton Word Processing Ltd., 2002.

M. Q, Patton. Qualitative Evaluation and Research Methods , Edisi: Second. Newbury Park, CA: Sage, 1990.

Needham, J et.al. A Shorter Science and Civilization in China, vol. I. Cambridge: Cambridge University Press, 1978.

Ritzer, George. Sosiologi Pengetahuan Berparadigma Ganda, terj. Alimandan, cet. 5. Jakarta: Rajawali Press, 2004.

Sardar, Ziauddin. Thomas Kuhn dan Perang Ilmu. Jogyakarta: Jendela, 2002.

Smart, Ninian. Worldview, Crosscultural Explorations of Human Belief. New York: Charles Sribner’s sons. The Columbia Encyclopedia, Ed. 3. Washington D.C.: National Science Teachers Association, 1963.

The Grolier International Inc., Encyclopedia Americana. Canada: Americana Corporation, 1980.

Wall, Thomas F. Thinking Critically About Philosophical Problem, A Modern Introduction. Australia: Thomson Learning, 2001.